
Jаkаrtа – Undescended Testis (UDT) atau kriptorkismus adalah keadaan kelainan bawaan yang lazimnya dialami oleh belum akil balig cukup akal atau bayi gres lahir. Lalu apa definisi dari undescended testis itu sendiri? Simak penjelasan dokter seorang hebat urologi berikut ini.Â
Undescended testis atau yang dalam dunia medis disebut sebagai kriptorkismus, adalah kondisi ketika salah satu atau kedua testis (buah zakar) bayi laki-laki tidak turun ke dalam skrotum saat lahir. Idealnya, testis terbentuk di dalam rongga perut bayi selama masa kehamilan dan secara alami akan turun ke kantong skrotum pada trimester akhir kehamilan atau segera setelah bayi lahir. Namun, dalam beberapa kasus, testis tetap berada di dalam perut atau saluran inguinal (saluran antara perut dan skrotum), menyebabkan testis tidak teraba di skrotum.
Kondisi ini cukup umum terjadi, terutama pada bayi yang lahir prematur. Sekitar 1 dari 20 bayi laki-laki mengalami undescended testis, tetapi angka tersebut menurun drastis menjadi sekitar 1 dari 100 pada usia 6 bulan karena banyak testis yang turun secara spontan dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Meski begitu, bila testis tidak juga turun setelah bayi berusia 6 bulan, maka perlu perhatian medis lebih lanjut. Hal ini penting, karena testis yang tetap berada di luar skrotum dalam jangka panjang bisa mengalami gangguan fungsi, termasuk risiko lebih tinggi terhadap infertilitas di masa dewasa atau bahkan berkembang menjadi kanker testis.
Penanganan dan Pentingnya Deteksi Dini untuk Masa Depan Bayi
Diagnosis undescended testis biasanya dilakukan oleh dokter saat pemeriksaan fisik pasca-kelahiran. Bila testis tidak teraba di skrotum, dokter akan melakukan pemantauan secara berkala hingga usia bayi sekitar 6 bulan. Jika testis belum juga turun, maka langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG, MRI, atau laparoskopi untuk menentukan lokasi testis. Penanganan medis biasanya dilakukan melalui prosedur bedah yang disebut orkhidopeksi, yakni pembedahan untuk memindahkan testis ke dalam skrotum dan menjaganya tetap di sana. Operasi ini disarankan dilakukan sebelum usia 18 bulan untuk hasil terbaik terhadap kesuburan dan fungsi reproduksi bayi di masa depan.
Baca : Pemilik Tepis Kapal Jkw Mahakam Dan Dewi Iriana Terkait Tambang Raja Ampat
Penanganan yang cepat dan tepat tidak hanya meningkatkan peluang testis berfungsi normal, tetapi juga menurunkan risiko komplikasi seperti torsio testis (puntiran testis), trauma, serta gangguan psikologis di kemudian hari karena perbedaan bentuk organ kelamin. Selain itu, anak-anak yang telah menjalani operasi orkhidopeksi sebaiknya tetap menjalani pemeriksaan lanjutan secara berkala untuk memastikan perkembangan testis berjalan baik. Di sisi lain, orang tua juga berperan penting dalam memahami kondisi ini dan tidak perlu merasa bersalah karena penyebab pasti kriptorkismus belum diketahui secara jelas, meskipun ada beberapa faktor risiko seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau paparan hormon tertentu saat kehamilan.
Penutup
Undescended testis bukanlah kondisi yang bisa diabaikan begitu saja, namun juga bukan kondisi yang harus ditakuti secara berlebihan. Kunci utama dalam menghadapi masalah ini adalah deteksi dini, pemantauan yang telaten, dan penanganan yang tepat oleh tenaga medis. Dengan pengetahuan dan kesadaran orang tua yang meningkat, banyak bayi dengan kriptorkismus bisa menjalani kehidupan yang sehat dan normal tanpa hambatan berarti terhadap pertumbuhan dan fungsi reproduksi mereka kelak. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau spesialis urologi apabila Anda menemukan hal yang tidak biasa pada organ kelamin bayi, karena tindakan cepat hari ini bisa jadi jaminan masa depan yang lebih baik bagi si kecil.